Asal Mula Kejadian Alam Semesta

Asal mula kejadian alam semesta - Menurut para ahli, alam semesta terjadi dari suatu ledakan dahsyat (big bang) dari titik tunggal yang bervolume nol dan inilah awal mula alam semesta. Titik tunggal Ini mengandung pengertian berupa zat atau materi dengan kecepatan yang tidak terbatas.

Menurut teori ini, mungkin milyaran tahun silam terdapat tumpukan gas yang terdiri dari hidrogen dan helium yang berotasi.

Kemudian gas ini pecah karena peristiwa ruang hampa yang disebut Big Bang. Membentuk benda-benda langit yang kini disebut galaksi (pembentukan alam semesta tahap pertama).

Dalam alam semesta ini terdapat miliaran galaksi, masing-masing berotasi pada sumbunya.

Selanjutnya Galaksi ini pecah lagi menjadi miliaran bintang, salah satu diantara bintang itu adalah matahari.

Dan tahap selanjutnya, gas yang membentuk bintang itu pecah lagi membentuk planet-planet yang berotasi pada sumbunya yang beredar mengelilingi bintang, diantaranya bumi.

Materi yang terdapat di alam semesta mula-mula berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi.

Sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron yang tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat karena mengembung. Kemudian suhu menurun, sehingga proton dan neutron berkumpul membantu inti atom.

Kecepatan menggembung ini menentukan macam-macam atom yang terbentuk. Ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih tidak lebih dari 30 menit.

Bila kurang dari 30 menit artinya mengembung lebih cepat, alam akan semesta akan didominasi oleh unsur hidrogen. Jika lebih dari 30 menit, berarti menggembung lambat, alam semesta didominasi unsur berat.

Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar lebih dominan terhadap materi, transformasi keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein. E=mc².

Selama proses pengembangan ini, energi sinar banyak terpakai dan materi makin dominan. Setelah 250 juta tahun, masa dari materi dan sinar menjadi sama.

Sebelum itu, tidak dibayangkan bahwa materi larut dalam air panas radiasi seperti garam larut dalam air.

Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan gravitasi dominan terdapat diferensiasi yang tadinya homogen.

Bola-bola gas galaksi terbentuk dengan garis tengah lebih kurang 40.000 tahun cahaya dan bermassa 250 juta kali massa matahari kita.

Awan gas gelap itu kemudian berdiferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi sangat cepat.

Akibat kontraksi dan pemadatan itu, suhu naik sampai 20.000.000 derajat Celcius, yaitu tahap reaksi inti dan bintang pun mulai bercahaya.

Karena sebagian besar dari materi terisap ke pusat bintang, planet dibentuk dari sisa-sisanya yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan semakin lama semakin besar.

Proses kondensasi Bintang dan pembentukan planet membutuhkan waktu beberapa ratus juta tahun.

Kita mengetahui bahwa bulan bergerak menjauhi bumi, hal ini berarti bahwa beberapa miliar tahun yang lalu bumi dan bulan ini satu, dan bulan merupakan pecahan dari bumi yang memisahkan diri.

Alam semesta terjadi karena adanya dedakan dari titik tunggal yang bervolume nol.

Ledakan yang luar biasa dahsyat ini menandai mulainya alam semesta. Jadi, alam semesta muncul dari ketidakadaan, dengan kata lain bahwa alam semesta ini pasti ada yang menciptakan dari tidak ada menjadi ada.

Alam semesta yang besar diciptakan oleh Sang Pencipta Yang Maha Besar Allah SWT. (*Penulis : Difo Faizi Pratama)