Hubungan sosial cegah siswa bolos belajar - Jika
sobat adalah orang tua siswa yang mempunyai anak pada suatu sekolah. Pernahkah
sobat mampir di kafe atau kantin sekolah tersebut?
Adakah sobat menemukan siswa masih nongkrong di tempat tersebut saat jam pelajaran berlangsung?
Jika ada, pernahkah sobat bertanya, mengapa tidak masuk belajar?
Jika ada, pernahkah sobat bertanya, mengapa tidak masuk belajar?
Kita tak perlu merasa heran lagi. Dari zaman kita sekolah dulu selalu ada murid yang bolos belajar.
Mengapa bolos?
Bermacam-macam alasannya. Namun yang lazim adalah malas belajar!
Mengapa bolos?
Bermacam-macam alasannya. Namun yang lazim adalah malas belajar!
Kita paham, siswa sendiri menyadari bahwa malas itu menyebabkan kebodohannya pada dirinya.
Namun kita juga maklum, kesadaran siswa akan perilakunya itu dikalahkan oleh alasan lain yang membuat siswa menurutkan perilakunya tersebut.
Bisa saja karena hubungan social guru kurang harmonis dengan siswa.
Disinilah
pentingnya menjaga hubungan sosial antara guru dan siswa untuk mencegah
perilaku bolos pada siswa.
Hubungan ini bersifat spesifik sehingga guru bersangkutanlah yang dapat menjalinnya dengan cara tertentu.
Jika siswa bolos pada jam pelajaran dan guru tertentu saja, ini bukanlah faktor kemalasan belajar.
Hubungan ini bersifat spesifik sehingga guru bersangkutanlah yang dapat menjalinnya dengan cara tertentu.
Jika siswa bolos pada jam pelajaran dan guru tertentu saja, ini bukanlah faktor kemalasan belajar.
Belajar
dari hal tersebut, guru perlu kembali menyusun strategi baru untuk melakukan
pendekatan psikologis dengan siswa.
Betapa pun susahnya materi pelajaran yang diajarkan, jika hubungan sosial guru dan siswa sangat harmonis niscaya siswa akan bertahan mengikuti pelajaran.***
Betapa pun susahnya materi pelajaran yang diajarkan, jika hubungan sosial guru dan siswa sangat harmonis niscaya siswa akan bertahan mengikuti pelajaran.***
sip sob benar. nggak bakal bisa lancar kegiatan belajar mengajar klo guru aja lebih suka kasar thd murid-muridnya
BalasHapusApa yang sobat katakan itu benar sekali. Jika guru sering marah-marah, suka kasar selama jam pelajaran berlangsung, itu artinya KBM tidak efektif. Materi pelajaran pasti tidak akan tercapai sesuai target kurikulum.
Hapuspernah juga bolos karena cara mengajar gurunya yang membosankan, tapi kalo gurunya seru mau bolos pun mikir lagi.. sayang kalo dilewatkan begitu saja :)
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi pengalamannya, Sob.
HapusBetul sekali Uda !
BalasHapusGurulah yg hrs aktiv mengenali sifat dan karakter tiap2 anak didiknya yg berbeda2. Tiap murid akan merasakan bimbingan pribadi dr gurunya.
Bukan lagi jamannya mendidik dgn kekerasan.
Karakter siswa dalam satu kelas itu memang berbeda-beda. Jika tidak mengenali karakter mereka itu, niscaya guru akan kewalahan menghadapi siswa. Justru, aneka karakter itulah semestinya membuat suasana kelas yang dinamis dan terjalin hubungan sosial yang harmonis...
HapusYa betul, ada guru yg dgn cepat menyimpulkan seorang murid "nakal". Anak tsb pernah sekolah d tempat lain, dan sangat aktiv dlm kegiatan sekolah, krn mendapat motivasi dan dorongan dr gurunya. Disekolah yg sekarang, dia sngt tertutup dan cenderung "memberontak". Krn gurunya sngt subyektiv memperlakukan murid2nya.
HapusSebenarnya, guru juga manusia yang mempunyai karakter unik sebagaimana halnya siswa. Ada yang bertempramen emosional, melankolis, mudah tersinggung, ingin selalu dihargai murid, dll. Ini menyebabkan munculnya sikap subjektif dalam menghadapi siswa. Ini perlu dipahami oleh siswa maupun orang tua siswa.
HapusYang perlu diperhatikan dalam pendidikan, guru tidak wajar jika sempat mengucilkan anak yang dianggap nakal. Justru harus menanganinya dengan melibatkan pihak lain, seperti guru bimbingan konseling, orang tua siswa, bahkan teman siswa itu sendiri. Persoalannya, apakah hal ini sudah dilakukan terhadap anak yang dianggap 'nakal' tersebut?