Upaya guru dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa - Proses
belajar siswa di sekolah tidak selalu berjalan lancar sesuai harapan. Banyak rintangan dan kendala yang dijumpai
siswa untuk meraih prestasi belajar yang optimal.
Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa. Gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa lebih dominan disebabkan oleh faktor psikologis.
Kenyataan ini agak menyulitkan guru mata pelajaran untuk melakukan pendekatan pemecahan masalah. Konsekuensinya, setiap guru harus dapat berperan ganda, sebagai guru mata pelajaran sekaligus guru konselor.
Guru mata pelajaran perlu pula menguasai dasar-dasar dan teknik konseling untuk mengatasi masalah belajar yang berkaitan dengan psikologis siswa.
Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa. Gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa lebih dominan disebabkan oleh faktor psikologis.
Kenyataan ini agak menyulitkan guru mata pelajaran untuk melakukan pendekatan pemecahan masalah. Konsekuensinya, setiap guru harus dapat berperan ganda, sebagai guru mata pelajaran sekaligus guru konselor.
Guru mata pelajaran perlu pula menguasai dasar-dasar dan teknik konseling untuk mengatasi masalah belajar yang berkaitan dengan psikologis siswa.
Selain
itu, guru mata pelajaran, guru kelas atau wali kelas harus dapat bekerja sama
dengan guru bimbingan dan konseling yang ada di sekolah. Ini bertujuan untuk
memaksimalkan pendekatan pemecahan masalah konsentrasi belajar siswa.
Pendekatan
yang lazim dilakukan guru adalah pendekatan pemusatan perhatian. Perhatian
terbagi dua jenis, yaitu perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan
berasal dari dalam diri siswa, bukan karena adanya rangsangan dari luar.
Sedangkan perhatian tidak spontan timbul karena rangsangan dari luar.
Guru
perlu melakukan upaya untuk menimbulkan perhatian tidak spontan dalam proses
belajar di kelas. Berikut adalah upaya dan cara alternatif yang dapat dilakukan guru:
1.Mengatur
bahan dan materi pelajaran yang akan disajikan sedemikian rupa sehingga dapat
mengundang perhatian siswa.
2.Menyajikan
bahan dan materi pelajaran dengan metode yang disukai oleh siswa karena memang
proses belajar untuk siswa.
3.Menghubungkan
materi pelajaran dengan pengalaman, fakta dan kenyataan hidup siswa
sehari-hari.
4.Menyajikan
materi pelajaran sesuai dengan taraf berfikir dan pengalaman batin siswa.
5.Menyampaikan
materi pelajaran dengan gaya bahasa dan vokal yang menarik.
6.Menampilkan
ekspresi dan sikap optimis, ceria dan bersemangat serta diselingi humor segar.
Tentu
saja, upaya di atas hanyalah sebuah tawaran atau alternatif untuk mengundang
perhatian dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Admin yakin, sahabat
pengunjung memiliki ide maupun pengalaman dalam mengatasi rendahnya perhatian
dan konsentrasi siswa dalam belajar.
Silahkan mencurahkannya sepuas-puasnya pada kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.
Silahkan mencurahkannya sepuas-puasnya pada kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.
Iya sebaiknya memang perlu dikaitkan antara materi pelajaran dengan kehidupan siswa, seperti hal metode pembelajaran kontekstual (contextual teaching anda learning) :)
BalasHapusKalau bisa ya di selingi dengan bergurau agar kondisi kelas tidak membosankan :)
Mantab mbak Rin. Sepertinya memang, mengelola pembelajaran ibarat merencanakan resep masakan. Metode pembelajaran (CTL) identik dengan cara membuat masakan. Humor dan senyum guru identik cara menghidangkan menu makanan....hehe..
HapusMungkin dari lingkungan di sekolah yang nyaman lagi kondusip berperan dalam pembentukan konsentrasi para siswa ya bang..
BalasHapusBenar banget mas Pur. Lingkungan sekolah yang nyaman (kondusif) ikut menentukan konsentrasi siswa dalam belajar. Ini dapat kita rasakan semasa kita sekolah dulu....
Hapusterkadang guru juga mempengaruhi kondisi belajar anak, mereka akan merasa tertekan jika mendapati guru yang dirasa galak dan enggan tersenyum, itu pengalaman saya dulu sih hehehe.
BalasHapusSalam kenal N Follow Da
Salam kenal balik, Sob. Terima kasih sudah menggoreskan sedikit pengalamannya dulu.
HapusSuasana belajar penuh tekanan akan membuat siswa terpaksa duduk di ruang kelas atau memilih untuk bolos. Mereka bukannya konsentrasi belajar melainkan berjaga-jaga agar jangan kena marah. Nah, untuk zaman sekarang kondisi seperti ini tidak relevan lagi.
Guru galak, enggan tersenyum, dan gengsi menyapa siswa akan dijauhi siswanya sendiri.
wah ini penting banget pak untuk meningkatkan minat belajar anak, khususnya untuk konsentrasi belajar,makasih infonya pak
BalasHapusSama-sama, mas Purnama.
Hapusberarti pendidik perlu memahami karakter siswanya agar menghasilkan hasil belajar yg maksimal ya uda
BalasHapusKira-kira begitulah mas Yanto. Kita harus kenal karakter anak lebih dulu sebelum memberinya pelajaran sehingga hasilnya maksimal...
Hapusintinya harus berkomunikasi baik dengan siswa nya.bukan hanya didalam pelajaran, diluarjuga harus berkomunikasi baik jadi si murid segan dengan guru saat belajarnya juga jadi lebih baik saat memperhatikan nya..
BalasHapusupaya yang disebutkan diatas juga bagus mas..
Mantab, mas Hendri. Di luar jam pelajaran, guru perlu juga beraudiensi dengan siswa. Justru hal ini lebih berarti dalam membina komunikasi yang baik sehingga efeknya juga pada saat jam pelajaran berlangsung...
Hapusiya mas uda saya setuju..
Hapus