Pendekatan pendidikan ramah anak - Ada
yang menarik untuk dicermati pernyataan Kak Seto alias Seto Mulyadi, Ketua
Komnas Perlindungan anak. Pencipta lagu “Si Como” ini menyatakan bahwa tidak ada murid
yang nakal. Yang ada murid yang dibuat nakal oleh sistem yang
berkembang. Seluruh anak pada dasarnya baik, begitu kata Kak Seto usai mengisi
Seminar di Universitas Ahmad Dahlan beberapa waktu lalu.
Ilustrasi pendekatan pendidikan (matrapendidikan.com)
Sebagai praktisi pendidikan anak, saya juga meyakini apa yang dikatakan Kak Seto. Keyakinan itu didasarkan atas pengalaman berkecimpung selama lebih dua puluh tahun dengan dunia anak sekolah.
Pernah bertugas di sekolah swasta dan negeri, sekolah umum dan agama, serta sekolah di kota/kota kabupaten sampai ke daerah jauh dari perkotaan. Saya tidak begitu bermasalah dalam menghadapi anak sekolah.
Dinamika anak dengan segala sifat dan tabiat mereka di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, justru menjadi hal menarik untuk dihadapi.
Dinamika anak dengan segala sifat dan tabiat mereka di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, justru menjadi hal menarik untuk dihadapi.
Memang,
anak yang nakal seperti keluhan banyak teman itu memang ada. Tetapi jika
dihayati lebih dalam mengapa mereka nakal, kenapa mereka menunjukkan prilaku
menyimpang. Ternyata sistem yang berlaku di sekolah punya andil membuat mereka
seperti itu.
Sebagai
contoh, sistem penanganan anak yang berprilaku menyimpang lebih banyak bersifat
mengancam ketimbang mendidik. Anak diancam akan dipanggil orang tua atau tidak
naik kelas. Ini termasuk pendekatan tidak ramah kepada anak.
Prilaku
siswa menyimpang selama proses belajar berlangsung justru membuat guru marah
seketika. Merasa tak dihargai sehingga langsung mengancam untuk mengusir anak
keluar kelas.
Sebaliknya, anak yang kreatif dalam hal negatif tanpa diancampun akan segera meninggalkan kelas.
Sebaliknya, anak yang kreatif dalam hal negatif tanpa diancampun akan segera meninggalkan kelas.
Bolos belajar merupakan salah satu
bentuk ‘pemberontakan’ psikologis yang dilakukan anak terhadap pendekatan yang
dilakukan guru dalam mengajar. Begitu pula sikap murid yang enggan mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
Anak merasa lebih baik dihukum daripada mengerjakan PR, apalagi hukumannya diusir dari kelas.
Anak merasa lebih baik dihukum daripada mengerjakan PR, apalagi hukumannya diusir dari kelas.
Kiranya,
pengelolaan pendidikan di sekolah perlu berpijak pada pendekatan
yang ramah anak. Sistem penanganan anak dan pembelajaran tidak
menciptakan diskriminasi terhadap anak di sekolah.
Jika ada anak yang melakukan prilaku yang menyimpang perlu dikaji ulang mengapa hal itu dilakukannya. Bukan mustahil penyebabnya adalah sistim yang diberlakukan selama belajar. ***
Jika ada anak yang melakukan prilaku yang menyimpang perlu dikaji ulang mengapa hal itu dilakukannya. Bukan mustahil penyebabnya adalah sistim yang diberlakukan selama belajar. ***
suka banget sama kutipan ini "tidak ada murid yang nakal. Yang ada murid yang dibuat nakal oleh sistem yang berkembang. Seluruh anak pada dasarnya baik{" dan itu bener banget,
BalasHapusTerima kasih mbak Dwi...
HapusSaya setuju sekali, karena pola pengasuhan juga berdampak pada perilaku anak selanjutnya
BalasHapusTerima kasih mas Is...
Hapussangat setuju pak, pengasuh atupun guru sangat berpengaruh terhadap anak yang diasuh,,,
BalasHapusTerima kasih mas Ngampus...
HapusSetuju Mas lewat pendekatan pendidikan yang ramah kepada anak diharapkan dapat membentuk pribadi yang baik kepada anak :)
BalasHapusIya mas Heri. pribadi yang baik salah satunya peribadi yang ramah, mas...
Hapuskalau yang ramah-ramah pasti pada seneng ya mas. Coba pendidikan nya di buat serem, pasti pada takut siswa nya hehe :D
BalasHapusBetul mbak Rin. Pendidikan yang seram dan membuat ketakutan pada anak sudah tidak jamannya lagi ya mbak...
HapusBetul sekali Pak, yang namanya pendekatan dalam belajar memang harus selalu dicoba dan diusahakan oleh Guru. Psikologis setiap anak selalu berbeda karena mungkin kekurangan yang dimilikinya. Kekurangan itulah yang seharusnya digali dan dijadikan landasan pendekatan belajar terhadap siswa.
BalasHapus