Relevansi pendidikan dan dunia kerja – Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran terdidik.
Ilustrasi : matrapendidikan.com
Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa hal yang menjadi landasan berfikir: kualitas pendidikan, kuantitas lulusan pendidikan, dan ketersediaan lowongan pekerjaan.
Kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan
Jika kualitas pendidikan bagus dan jumlah lulusan pendidikan membludak, tentu saja akan menimbulkan masalah bila lapangan pekerjaan yang tersedia tidak memadai. Kecuali lulusan pendidikan tersebut mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Baca : 4 Masalah Pokok dalam Pendidikan Nasional
Di
pihak lain, seseorang butuh pekerjaan yang berujung pada pendapatan atau
penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari. Tidak mungkin lagi seorang sarjana bergantung pada
orang tua dalam masalah finansial.
Tak
dapat ditutupi lagi, pendidikan yang telah ditempuh, ijazah yang sudah
dikantongi, belum menjamin seseorang untuk langsung diterima di dunia kerja. Sebagai
contoh, seseorang yang telah meraih gelar sarjana kependidikan. Tidak akan
begitu mudah untuk diterima menjadi tenaga pendidik.
Baik di lembaga pendidikan berstatus negeri maupun swasta karena keterbatasan lowongan formasi pegawai. Sementara perguruan tinggi keguruan terus menghasilkan calon guru.
Baik di lembaga pendidikan berstatus negeri maupun swasta karena keterbatasan lowongan formasi pegawai. Sementara perguruan tinggi keguruan terus menghasilkan calon guru.
Baca juga: Quo vadis calon guru baruBegitu pula lulusan perguruan tinggi dengan berbagai disiplin ilmu, kesulitan untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan ijazah dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Dunia kerja tidak hanya masalah keterbatasan formasi kepegawaian. Dunia kerja tertentu juga mensyaratkan adanya keterampilan dan keahlian tertentu, pengalaman kerja, dan lain
sebagainya.
Sementara ijazah hanyalah sekadar pelengkap persyaratan administratif. Artinya, dunia kerja cenderung mengutamakan keterampilan, keahlian dan pengalaman kerja ketimbang ijazah. Syukur, bila semuanya dimiliki oleh seseorang sehingga memiliki peluang untuk diterima di dunia kerja.
Sementara ijazah hanyalah sekadar pelengkap persyaratan administratif. Artinya, dunia kerja cenderung mengutamakan keterampilan, keahlian dan pengalaman kerja ketimbang ijazah. Syukur, bila semuanya dimiliki oleh seseorang sehingga memiliki peluang untuk diterima di dunia kerja.
Lembaga pelatihan dan keterampilan
Jika
lembaga pendidikan formal belum mampu mengakomodasi kebutuhan dunia kerja secara
langsung maka lembaga pelatihan dan keterampilan menjadi lirikan utama bagi
calon tenaga kerja. Di samping memiliki ijazah tertentu, mereka perlu mengikuti
pendidikan latihan dan keterampilan sehingga siap diterima di dunia kerja.
Lulusan
SMP/Sederajat atau SMU/Sederajat lebih sesuai untuk mengikuti program latihan
dan keterampilan. Berbekal ijazah semata
belum berarti banyak jika belum mengikuti pelatihan dan keterampilan. Jika
tidak ingin kalah bersaing dengan yang lain, maka bekalilah diri dengan
berbagai keterampilan dan keahlian agar bisa diterima di dunia kerja.