Kesejahteraan dan kinerja guru -
Pada awalnya tidak banyak orang yang berminat untuk menjadi guru. Generasi muda
lebih cenderung memilih profesi lain yang lebih menjanjikan. Gaji guru itu
sangat kecil. Hanya yang berbakat dan bermotivasi tinggi untuk mendidik yang
akan mau menyandang profesi guru.
Seiring
dengan perkembangan zaman, profesi guru mulai menjadi perhatian generasi muda
Indonesia. Dengan motif untuk menjadi pegawai negeri sipil, orang mulai banyak
masuk perguruan tinggi tenaga kependidikan yang menghasilkan tenaga guru.
Menjadi
pegawai negeri guru tidak sesulit sekarang ini. Kebutuhan akan guru di
sekolah-sekolah sangat mendesak. Hal ini menjadi peluang besar bagi calon guru untuk
diterima menjadi pegawai negeri. Lowongan kerja untuk guru terbuka lebar.
Rupanya
persoalan kesejahteraan belum selesai. Guru masih mengeluhkan kesejahteraan
mengingat meningkatnya kebutuhan hidup. Akibatnya guru terpaksa mencari
penghasilan tambahan di luar jam mengajar. Kekusyukan guru dalam mengajar agak
terganggu.
Kesejahteraan
guru mulai mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia. Persoalan
kesejahteraan selalu dimunculkan oleh guru melalui media massa. Bahkan,
Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ) sering mendapat masukan langsung
perihal rendahnya kesejahteraan guru.
Ibarat
gayung bersambut, kata berjawab. Pemerintah menindaklanjuti keluhan yang dialami
oleh para guru Indonesia melalui program sertifikasi guru. Program yang
tergolong spektakuler ini didasarkan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005. (baca:
Kesejahteraan Guru Luar Biasa )
Adakah
relevansi antara kesejahteraan dengan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya?
Tentu saja ada! Kesejahteraan yang memadai dengan tunjangan dua kali lipat dari
gaji pokok akan membuat guru konsentrasi mengajar.
Kosentrasi yang dibarengi kemampuan profesionalisme akan meningkatkan kinerja guru. Kinerja yang bagus akan bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Allahuallam bissowaab… (baca: Konsekuensi Guru Profesional).
Kosentrasi yang dibarengi kemampuan profesionalisme akan meningkatkan kinerja guru. Kinerja yang bagus akan bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Allahuallam bissowaab… (baca: Konsekuensi Guru Profesional).
Demikianlah opini kesejahteraan dan kinerja guru mengawali bulan Mei ini. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan buat kita semua, khususnya pengunjung tercinta.
Pertamax dulu mas uda xixixi
BalasHapusmemang saya lihat banyak sekali generasi muda yang pengen jadi guru contohnya saja teman saya dia ingin sekali jadi guru karena ingin membagikan ilmu yang dia miliki kepada orang lain agar orang lain dapat menajdi orang yang sukses dan berhasil nantinya .
BalasHapusGuru : Pahlawan tanpa jasa.
BalasHapusProfesi yang berperan mencerdaskan anak bangsa. Tapi masalahnya nilai itu sudah mulai bergeser dengan hal hal yang bersifat pragmatis belaka.
Nyatanya banyak guru yang makan gaji buta. Banyak guru yang malas mengajar. Bahkan sampai sampai ada guru yang berbuat asusila. Pertanyaanya guru macam apakah yang dinamakan pahlawan itu?
Kemerosotan dan terdegradasinya moral kita membuat manusia di bumi pertiwi ini sebagian diisi oleh kita kita manusia bar bar.
Salam kenal dari Aprialdigs blogger. Jika ada kesempatan mampir di 'rumah' saya :)
Kunjungan Perdana.
Kesejahteraan guru memang harus lebih di perhatikan untuk bisa terus memberikan pendidikan buat anak bangsa :)
BalasHapus@Kampungjasa ---> Wah, mantap kalau begitu mas Nucky...Motivasinya luar biasa untuk jadi guru. Mudah-mudahan keinginan mereka tercapai mas. Terima kasih
BalasHapus@Aprialdy ---> Nilai-nilai spiritual keguruan akhir-akhir ini memang agak tergerus oleh sebagian kecil oknum guru, seperti contoh2 yang mas ungkapkan. Itu fakta yang tak dapat ditutupi. Mudah-mudahan para oknum menyadari bahwa tugas guru semakin lama semakin berat mengingat degredasi moral yang dialami anak bangsa. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya mas...
@Yobert ---> Benar mas. Dengan kesejahteraan yang sudah lumayan para guru semakin mencurahkan hati dan pemikirannya untuk mendidik anak bangsa..
tapi yang saya lihat ko banyak mahasiswa yang pada ngambil keguruan itu karena tidak punya cita-cita, pada akhirnya menjadikan profesi guru sebagai harapan yg menjanjikan. sungguh pemikiran yang ngambang kalo menurut saya, meski tidak semua mahasiswa berpikir begitu.
BalasHapusYa, mbak Elsa. Uda setuju dengan pendapat, mbak. Apalagi calon guru, saat ini sudah terlalu banyak namun perguruan tinggi keguruan masih terus menciptakan tenaga keguruan yang melimpah..
BalasHapusJika Allah mengizinkan saya ingin sekali menjadi Seorang Guru Pak Uda
BalasHapusTapi yah terima apa adanya yang penting saya bercita-cita baik dan positif
@Mas Saud ---> Amiin... mudah-mudahan kesampaian mas Saud. Jika seandainya susah menjadi guru PNS, guru swasta pun jadilah. Minimal jadi guru privat atau guru pada bimbel sesuai latar belakang kita masing-masing....
BalasHapus