Dilema penggunaan bahasa Indonesia
– Bahasa pengantar resmi di lembaga pendidikan adalah bahasa Indonesia. Itu
artinya, guru maupun siswa harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam berkomunikasi di kelas.
Pengantar komunikasi dalam pembelajaran harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
ILustrasi guru (puxabay.com)
Pengantar komunikasi dalam pembelajaran harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
Penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi dilema unik di lembaga pendidikan.
Guru dan siswa yang berdomisili di daerah pedesaan akan mengalami kendala dalam
berbahasa.
Mau atau tidak, guru menyampaikan materi pelajaran di ruang kelas menggunakan bahasa gado-gado. Namun itu hanya sebagai selingan atau variasi bahasa dalam pembelajaran.
Mau atau tidak, guru menyampaikan materi pelajaran di ruang kelas menggunakan bahasa gado-gado. Namun itu hanya sebagai selingan atau variasi bahasa dalam pembelajaran.
Hal
itu juga admin alami sendiri sebagai praktisi pendidikan. Setelah sekian tahun
lamanya mengajar, sulit menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Salah satu alasannya adalah tidak semuanya murid yang terbiasa
menggunakan bahasa Indonesia.
Ketika
bertanya kepada murid dalam bahasa Indonesia, siswa cenderung menjawab bahasa
campuran; bahasa lokal dan bahasa Indonesia. Admin berkesimpulan, jika siswa
lebih mengerti dengan pelajaran dengan menggunakan bahasa campuran, mengapa
tidak dilakukan?
Namun materi pelajaran dalam buku catatan pelajaran siswa memang harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
Namun materi pelajaran dalam buku catatan pelajaran siswa memang harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
Makanya
guru harus arif dan bijaksana mencermati karakter
siswa maupun tipe belajar siswa
di sekolah. Jika tidak mempan menggunakan bahasa Indonesia, sekali-sekali tidak
ada salahnya menggunakan bahasa lokal sebagai variasi untuk penegasan terhadap
konsep pelajaran agar mudah dipahami siswa.***
Sejauh
pemahaman admin, soal ulangan harian, atau ulangan lainnya memang tidak
dibenarkan menggunakan bahasa lokal atau campuran. Penulisan soal itu mempunyai
aturan dan kaidah tertentu. Salah satunya adalah menggunakan bahasa Indonesia
yang baku.
Demikian
kira-kira dilemma penggunaan bahasa Indonesia dalam pembelajaran khususnya di
daerah pedesaan.
Hal ini juga sudah menjadi bahan kajian dan perdebatan di Pontianak. Badan pendidikan di Kalbar (DIKNAS) barangkali sudah menyelenggarakan seminar bertema ini. Mengajarkan materi dengan bahasa pengantar Bahasa Indonesia di daerah pedalaman yang konon lebih kenal bahasa daerahnya. Ini semacam MULOK atau Muatan Lokal.
BalasHapusTerima kasih informasinya, mas Asep. Selain struktur dan budaya daerah setempat, materi pelajaran tertentu memang harus dijelaskan melalui bahasa daerah di samping bahasa Indonesia...
Hapusseperti saya nih mas,nggak bisa berbahasa indonesia secara baik dan benar.hehehe
BalasHapusSaya juga mas Yanto sehingga harus "buka kartu" melalui artikel sendiri..hehehe. Selamat malam mas...
Hapus