Menggenjot wibawa guru - Tidak
ada tugas guru yang paling berat kecuali sebagai pendidik. Tugas guru sebagai
pendidik sering dikaitkan dengan kepribadian guru. Bahkan sering juga dikaitkan oleh siswa dan masyarakat dengan
sikap dan tingkah laku anggota keluarga guru itu sendiri. Ini tidak
dapat dielakkan lagi!
Filosofi guru sebagai figur yang digugu dan ditiru akan melekat dengan kepribadian guru maupun keluarganya. Guru digugu karena ilmu yang diberikan guru pastilah ilmu yang bermanfaat bagi muridnya.
Guru ditiru karena sikap dan tingkah laku memang pantas dicontoh atau diteladani. Orang sudah banyak yang mengetahui hal ini sejak dulunya.
Jika guru belum sanggup memakaikan filosofi tersebut. Alangkah sulitnya menegakkan wibawa guru di mata siswa, bahkan di mata masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Betapa susahnya memotivasi siswa untuk rajin belajar supaya mempunyai prestasi belajar, menegakkan disiplin di sekolah, dan lain sebagainya.
Bagaimana guru akan dapat memarahi siswanya yang malas belajar dan suka melanggar aturan sekolah? Sementara, contoh dan tauladan pada diri guru dan keluarga tidak nampak oleh siswa?
Guru ditiru karena sikap dan tingkah laku memang pantas dicontoh atau diteladani. Orang sudah banyak yang mengetahui hal ini sejak dulunya.
Jika guru belum sanggup memakaikan filosofi tersebut. Alangkah sulitnya menegakkan wibawa guru di mata siswa, bahkan di mata masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Betapa susahnya memotivasi siswa untuk rajin belajar supaya mempunyai prestasi belajar, menegakkan disiplin di sekolah, dan lain sebagainya.
Bagaimana guru akan dapat memarahi siswanya yang malas belajar dan suka melanggar aturan sekolah? Sementara, contoh dan tauladan pada diri guru dan keluarga tidak nampak oleh siswa?
Bagaimana
mungkin seorang guru bisa percaya diri
di depan kelas membicarakan tips dan cara agar anak berprestasi? Sementara anaknya sendiri jauh dari yang
namanya prestasi belajar?
Ini yang dikatakan sebagai kesenjangan antara ucapan dengan fakta. Ketidaksesuaian antara ucapan dengan kenyataan yang dilihat siswa, boleh jadi awal dari melorotnya wibawa guru di mata siswa.
Ini yang dikatakan sebagai kesenjangan antara ucapan dengan fakta. Ketidaksesuaian antara ucapan dengan kenyataan yang dilihat siswa, boleh jadi awal dari melorotnya wibawa guru di mata siswa.
Disinilah, mungkin perlu adanya keterbukaan diri pribadi seorang guru.
Melihat kekurangan dirinya, mengakui kelemahan pribadinya, dan berusaha
memperbaikinya. Toh, siswa juga akan memaklumi bahwa manusia, termasuk guru,
tak luput dari kekurangan.
Barangkali,
siswa juga tidak menyukai guru yang angkuh dan selalu merasa tidak memiliki kekurangan. Merasa diri lebih pintar segala-galanya daripada muridnya.
Juga kurang menyukai guru yang selalu sibuk dengan urusannya sendiri sehingga kekurangan waktu untuk beraudiensi dengan peserta didiknya.
Juga kurang menyukai guru yang selalu sibuk dengan urusannya sendiri sehingga kekurangan waktu untuk beraudiensi dengan peserta didiknya.
Anak-anak
zaman sekarang memang sudah pintar menilai gurunya. Siswa sudah bisa menilai mana
guru yang sesuai antara ucapan dengan perbuatannya. Mana guru yang tidak
membuat-buat, atau mengada-ada sesuatu.
Dan mana pula guru yang berucap sesuai dengan tindakannya. Dari sinilah kita selalu belajar bagaimana menggenjot wibawa di mata siswa maupun masyarakat di sekitarnya.***
Dan mana pula guru yang berucap sesuai dengan tindakannya. Dari sinilah kita selalu belajar bagaimana menggenjot wibawa di mata siswa maupun masyarakat di sekitarnya.***
ternyata menjadi guru itu super berat ya, disaat guru harus digugu dan ditiru guru sendiripun harus seperti wali tak pernah terlihat salah dimata siswa..
BalasHapusBerat memang, mbak...tapi tidak super berat...hehehe. Yang penting terbuka dan jujur kepada siswa atas kekurangan, sebaliknya tidak angkuh dan sok tau di depan mereka. Sebab, anak-anak zaman sekarang ini pintar banget menilai gurunya...
Hapusguru merupakan pembentuk karakter siswa nya :-)
BalasHapusjadi menurut saya jadi guru itu sungguh luar biasa karna menanggung bnyak amanah dr para orang tua
Mungkin sebagai tambahannya, selain amanah dari orang tua juga amanah dari pemerintah melalui program sertifikasi, mas Sopyan.
HapusPaling tidak sebagai guru harus mampu untuk menunjukkan wawasan yang sangat luas karena bagi siswa seorang guru merupakan tempat mencari sebuah jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul, siswa beranggapan seorang guru lah yang paling tepat untuk berbagi dan membimbing belajar mengajar, apabila semua pertanyaan yang ditanyakan oleh semua siswa dan guru tersebut bisa memberi jawaban yang sangat masuk akal maka dengan begitu guru tersebut akan terangkat wibawanya dimata para anak didiknya, kunci utamanya seorang guru harus banyak mencari wawasan yang sangat luas dan berbagai sumber referensi sehingga apabila ada pertanyaan dari anak didiknya semua jawaban sudah tersusun dengan rapi dan siap disharingkan untuk kemajuan bersama..
BalasHapusWah, mantab dan padat, mbak Shipe...Terima kasih banget masukannya, sehingga mendorong saya dan kawan-kawan lain untuk selalu memperluas wawasan dan pengetahuan...
HapusGuru yang hebat adalah guru yang disegani bukan yang ditakuti. Kalau siswa takut sama gurunya semua pelajaran pasti tidak akan diserap karena dikalahkan oleh rasa takut. Akan tetapi kalau guru yang disegani tentunya siswa merasa nyaman dalam belajar.
BalasHapusBenar sekali Uni Dea. Ini juga kita rasakan sendiri semasa sekolah dulu...
Hapus