Ketika anak berani mengkritik
orang tua – Sebagai orangtua tentu saja kita pernah,
bahkan sering mendapat kritikan dari anak. Tanpa sungkan melayangkan ungkapan
sebagai tanda protes terhadap ucapan dan tindakan yang dilakukan orangtua.
Mengecam hal-hal yang tidak sesuai menurut pemikiran dan pengetahuan anak.
Mengecam hal-hal yang tidak sesuai menurut pemikiran dan pengetahuan anak.
Ketika
anak mulai berani mengkritik orangtua. Saat itu pula orangtua mulai berfikir
untuk lebih berhati-hati menghadapi anak.
Berhati-hati dalam segala hal. Mulai dari cara berbicara, mengeluarkan pernyataan maupun pertanyaan, memperlakukan anak, menyuruh atau memerintahkan anak melakukan sesuatu, dan lain sebagainya.
Berhati-hati dalam segala hal. Mulai dari cara berbicara, mengeluarkan pernyataan maupun pertanyaan, memperlakukan anak, menyuruh atau memerintahkan anak melakukan sesuatu, dan lain sebagainya.
Baca juga: Bagaimana Menghadapi Anak Kritis
Paling
tidak, ada dua hal yang melandasi mengapa orangtua perlu berhati-hati dalam
segala hal terhadap anak.
1.Anak lebih dekat dengan sumber informasi belajar
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya bidang informasi dan komunikasi telah
banyak membawa perubahan nilai dan tatanan sosial-budaya yang berlaku dalam keluarga
khususnya, dan masyarakat pada umumnya.
Misalnya, tayangan televisi yang bervariasi tentang kisah, peristiwa, ilmu pengetahuan, termasuk pola komunikasi antara orangtua dan anak.
Misalnya, tayangan televisi yang bervariasi tentang kisah, peristiwa, ilmu pengetahuan, termasuk pola komunikasi antara orangtua dan anak.
Yang
lebih ekstrim lagi adalah layanan internet dan jaringan yang menyajikan aneka
informasi belajar yang lebih komplit. Informasi dan berita sangat cepat diakses
oleh anak.
Sumber belajar ini lebih cenderung mempengaruhi pola pikir dan pola tindak anak. Termasuk pola berkomunikasi dan berinteraksi dengan orangtua.
Sumber belajar ini lebih cenderung mempengaruhi pola pikir dan pola tindak anak. Termasuk pola berkomunikasi dan berinteraksi dengan orangtua.
2.Perlindungan terhadap anak
Perlindungan
terhadap anak telah dilegitimasi oleh peraturan perundang-undangan negara. Ini akan
melindungi anak dari kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan lainnya di luar
rumah tangga.
Konsekuensinya adalah pola pendidikan dalam keluarga maupun lembaga pendidikan menjadi bergeser. Pola kekerasan dan ketegasan bergeser menjadi pola ramah anak.
Baca juga:
Konsekuensinya adalah pola pendidikan dalam keluarga maupun lembaga pendidikan menjadi bergeser. Pola kekerasan dan ketegasan bergeser menjadi pola ramah anak.
Baca juga:
Oleh
sebab itu, untuk ukuran zaman sekarang
sang anak mengetahui bahwa tidak masanya lagi orangtua bertindak otoriter
kepada anak.
Melarang anak untuk tidak banyak bicara, membantah dan menyanggah apa yang dikatakan oleh orangtua.
Melarang anak untuk tidak banyak bicara, membantah dan menyanggah apa yang dikatakan oleh orangtua.
Bahkan
ketika orangtua melakukan suatu kekeliruan sekalipun, anak tak segan-segan
menegur atau mengingatkan orangtuanya. Tidak sungkan-sungkan mengkritik
kebiasaan orangtua yang dianggapnya keliru.
Misalnya, kebiasaan orangtua merokok di dalam rumah. Begitu pula mengingatkan orangtua yang sering bertengkar di depan anak-anak.
Misalnya, kebiasaan orangtua merokok di dalam rumah. Begitu pula mengingatkan orangtua yang sering bertengkar di depan anak-anak.
Apakah
orangtua mesti tersinggung lantas marah kepada anak yang mulai berani
mengkritik orangtuanya?
Disinilah diperlukan sikap arif dan bijaksana para orangtua. Bagaimana pun, anak juga menganut tata nilai tertentu yang telah diajarkan oleh orangtua sendiri maupun diperoleh melalui sumber informasi belajar.
Disinilah diperlukan sikap arif dan bijaksana para orangtua. Bagaimana pun, anak juga menganut tata nilai tertentu yang telah diajarkan oleh orangtua sendiri maupun diperoleh melalui sumber informasi belajar.
Jika
cara anak mengkritik orangtua dirasa kurang tepat atau tidak pada tempatnya,
orangtua perlu membimbing dan meluruskannya dengan baik dan halus. Agar tidak
terjadi konflik sosial anak dan orangtua.***
0 Response to "Ketika Anak Berani Mengkritik Orang Tua"
Posting Komentar