Banyak duduk ketika mengajar
– Di mata siswa, setiap guru itu memiliki pola dan cara mengajar yang unik.
Unik dalam hal ini berbeda antara satu
guru dengan yang lainnya. Namun perlu diperhatikan jika keunikan yang
ditampilkan oleh guru telah menimbulkan masalah pengelolaan kelas.
Misalnya, seorang guru terlalu banyak duduk di kursi guru ketika mengajar di kelas. Menjelaskan materi pelajaran sambil duduk. Malas menulis di papan tulis.
Nah, tanpa disadari kebiasaan unik ini akan menjadi bumerang bagi guru bersangkutan. Mengapa?
Nah, tanpa disadari kebiasaan unik ini akan menjadi bumerang bagi guru bersangkutan. Mengapa?
Perhatian guru dalam mengajar tidak merata ke seluruh kelas. Hanya murid bagian depan yang selalu mendapat perhatian.
Apalagi murid yang duduk di bagian depan bertubuh tinggi. Bagian belakang terhalang sehingga memungkinkan mereka tidak serius mengikuti pelajaran.
Apalagi murid yang duduk di bagian depan bertubuh tinggi. Bagian belakang terhalang sehingga memungkinkan mereka tidak serius mengikuti pelajaran.
Kondisi ini sering dimanfaatkan siswa untuk melakukan kegiatan di luar materi belajar. Misalnya, tidur-tiduran dengan merendahkan kepala ke atas meja belajar siswa, mengobrol dengan teman terdekatnya, bahkan online via hp yang berhasil mereka selundupkan ke dalam kelas, dan aktivitas lainnya.
Bahkan kondisi ini berpotensi besar untuk menciptakan gangguan proses belajar yang sedang berlangsung.
Mengajar
dan belajar merupakan proses yang dinamis. Ada interaksi atau hubungan timbale
balik antara siswa dengan guru, atau siswa dengan sumber belajar yang ada serta
temannya sendiri. Terciptanya interaksi yang dinamis juga sangat ditentukan posisi berdiri guru ketika mengajar.
Posisi
berdiri guru yang bervariasi, ketika menulis di papan tulis, saat menerangkan
pelajaran dan kondisi lainnya. Ini memungkinkan guru dengan mudah mengelola kegiatan belajar siswa yang
begitu banyak dalam ruangan kelas.
Pandangan guru kepada murid tidak monoton.
Pandangan guru kepada murid tidak monoton.
Guru
bisa memantau keadaan siswa di bagian belakang, pojok kiri maupun kanan. Dapat
mengedarkan pandangan ketika berbicara kepada semua siswa. Ini hanya dapat
dilakukan dengan baik ketika guru merubah-ubah posisi berdiri ketika mengajar.***
Kalu murid yang paling depan memiliki postur tubuh yang tinggi, yang belakang jadi gak kelihatan ya Uda
BalasHapusSebenarnya kalau memang berpostur tinggi, siswa ini bisa diatur tempat duduknya di bagian belakang. Hanya saja yang berpostur lebar namun pendek akan menghalangi pandangan guru yang duduk di kursi depan...
HapusKurang efektif kalo cuma duduk terus ya pak, selain itu juga anak-anak tidak bisa terkontrol jika seorang guru hanya mengajar dengan duduk saja, mana tau anak yang dibelakang memperhatikan atau tidak, jadi gak ketauan deh :)
BalasHapusBetul mas Marnes...Jika guru banyak duduk maka pengelolaan anak menjadi kurang efektif...
HapusBetul mas kalau ada guru yang menjelaskan materi sedang duduk tidak semua mudir memperhatikan dan yang memperhatikan hanya murid yang di bagian depan saja yang di belakang malah asik ngobrol sama teman sebangkunya hehehe
BalasHapusFakta ini sudah banya dibuktikan oleh guru maupun siswa ya mbak?
Hapushahaha iya bang, dulu juga aku waktu sekolah duduk di no.2 paling belakang..udah penglihatan minim dan nggak bisa konsentrasi soalnya selalu diajak temanku ngobrol hehehe
BalasHapuswah, ini pengalaman ril waktu sekolah ya mbak? Apalagi guru selalu hanya menolehkan pandangan pada murid bagian depan saja...
Hapusnyimak dulu pak...... kunjungan pertama
BalasHapussalam kenal n sekalian izin follow ya
Iya, silahkan mbak. Terima kasih juga atas kunjungan dan follownya. Salam kenal balik dan sukses selalu...
HapusUda awak inik pak guru ya, kalau cuma duduk siswa yang dibelkang kurang terawasi
BalasHapusIya, betul mas Edi... Guru sekaligus blogger amatir... Kecuali kalau muridnya sedikit, mungkin masih dapat diawasi dari kursi tempat duduk guru, mas...
Hapus