Kesibukan jelang pelaksanaan UN
– Pagelaran penting tahunan dalam dunia pendidikan Indonesia, UN (ujian
nasional), akan dimulai pertengahan bulan April sampai Mei tahun ini. Untuk
jenjang SMA/Sederajat berlangsung dari 13 sd 15 April, SMP/Sederajat 4 sd 7 Mei
dan jenjang sekolah dasar/sederajat, dikabarkan diserahkan ke provinsi masing-masing.
Semua
pihak yang terkait dengan pelaksanaan UN menghadapi kesibukan yang luar biasa.
Mulai dari pihak instansi dinas pendidikan di masing-masing kabupaten/kota,
kepala sekolah, guru, sampai pada siswa yang akan menjalani ujian secara
langsung. Semua berjuang untuk melaksanakan misi ujian nasional berkarakter dan dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Pagelaran
UN bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Seperti diketahui, pelaksanaan ujian
nasional sudah dimulai sejak tahun pelajaran 1984/1985 silam. Yang berbeda
hanyalah sistem dan regulasi yang diberlakukan dari tahun ke tahun. Makin lama,
sistem maupun regulasi UN semakin memusingkan kepala. Semakin membuat guru,
siswa dan orang tua makin ‘sesak nafas’.
Kesibukan menyambut UN
sudah dimulai awal semester genap tahun pelajaran 2014/2015 ini. Bahkan ada
yang telah memulai persiapan sejak semester ganjil lalu. Segala teknis dan anggaran
biaya sudah direncanakan sematang mungkin. Bagi pihak birokrasi pendidikan,
perencanaan teknis pelaksanaan UN bertujuan agar berjalan sukses dan lancar.
Bagi
sekolah penyelenggara, persiapan ujian
nasional bertujuan agar perolehan nilai UN meningkat dari tahun sebelumnya.
Peningkatan perolehan rata-rata UN di sekolah akan berdampak pada peringkat
sekolah tersebut di tingkat kabupaten. Nama kepala sekolah pun akan melejit
karena dianggap telah berhasil membina sekolah dengan baik.
Kesibukan
pihak sekolah penyelenggara dimulai dengan sosialisasi UN kepada guru, siswa
dan orang tua siswa. Disusun program eksklusif yang lebih keren disebut program
sukses UN. Guru, khususnya guru mata pelajaran yang di-UN-kan, dianjurkan agar
menyelesaikan program pembelajaran secepat mungkin. Yang akan ngos-ngosan menerima materi pelajaran
adalah siswa.
Siswa
sebagai subjek UN tak kalah sebuknya. Selain menjalani program regular, juga harus menjalani program belajar tambahan sore. Membahas soal-soal penting yang berkaitan
dengan soal UN tahun sebelumnya. Selain mengikuti program itu, siswa disibukkan dengan berbagai bentuk
ujian seperti; pra-UN, tryout, ujian sekolah, dan ujian praktik.
Semua
kegiatan tersebut di atas, konon, bertujuan untuk mempersiapkan UN sebaik mungkin. Agar siswa memperoleh nilai UN yang memuaskan.
Meskipun demikian, siswa perlu diingatkan agar menjaga stamina dengan baik. Supaya
tidak terjadi hal-hal yang tak diingini menjelang dan sampai pelaksanaan UN.
Selamat bersibuk ria menyambut UN 2015.
Pertamax....
BalasHapusTakut juga ujian 2015 ini pak!!
Wah, enggak perlu ditakutin namun perlu pesiapkan dengan baik, mas...
Hapusoke siip pak :)
Hapusmemang banyak persiapan ujian nasional khususnya tahun 2015 ini pak, saya pun demikian mulai sekarang harus sudah persiapkan anak2 untuk persiapan menghadapi ujian nasional tahun 2015 ini,
BalasHapusSelamat bekerja, mas Purnama. Semoga mereka tidak terlalu tegang dan sebaliknya tidak terlalu santai menghadapi UN nanti...
Hapusinget dulu waktu masih sekolah menjelang ujian terus belajar dan belajar
BalasHapusWah, pantasan menjadi murid yang pintar dulunya, mbak...hehehe.
Hapusguru sekarang sangat bagus, begitu memperhatikan keberhasilan muridnya salut ya, ini tidak saya rasakan pada masa saya sekolah, selamat bekerja ya para guru semuanya, semoga ujiannya lancar dan anak didiknya menjadi yang terbaik..
BalasHapusTerima maksih, mbak Santi...Itu artinya ada peningkatan profesionalisme dan kinerja guru dalam mencerdaskan anak bangsa, mbak...
HapusWaktu ujian tahun kemaren nilainya benar-benar murni hasil sendiri mas, karena tidak ada bocoran sedikitpun hiksss untungnya aja aku lulus hehe
BalasHapusWah, mantab kalau begitu mbak...Mbak termasuk siswa yang percaya diri karena memang siap untuk melaksanakan ujian...Perlu ditiru nih oleh siswa-siswa sekarang...
HapusKalau saya cuma bisa negikuti perjalanan anak anak saja mas, ujuian jaman dulu cuma pake DANEM
BalasHapusYa, sistem ujian sekarang jauh lebih komplit prosedurnya, kang Jum...Kadang-kadang sebagai orang tua, kita jadi mumet dengan pola ujian sekarang...
HapusBetul Pak. UN semakin ke sini semakin mengerikan bagi siswa. Siswa benar-benar dituntut untuk lebih giat lagi belajar. Berbeda zaman saya dulu sekali, UN gak sampai seheboh ini. Nice share...
BalasHapusSebenarnya, yang namanya ujian pasti perlu persiapan yang matang dan itu berlaku dari dulunya. Hanya saja, sekarang ini sistem ujian itu yang bikin heboh. Contoh, sistem nilai untuk kelulusan siswa...
HapusSemoga anak didiknya pada lulus semua kang. Amin. UN sekarang seperti ketakutan tersendiri bagi pelajar .
BalasHapusAmin...Terima kasih mas Zibur...Mudah-mudahan anak-anak tidak grogi menghadapinya...
Hapusjelang UN banyak yang harus dipersiapkan, anak didik juga harus maksimal dalam belajar, semoga semua lancar
BalasHapusBetul mas Wong. Siap pisik dan materi serta siap mental...
Hapussecara jujur UN kayaknya banyak menyita waktu dan seakan menjadi dewa penentu masa depan...
BalasHapussemoga saja kita sebagai guru juga bisa memberikan pengertian kalau masa depan itu harus dietempuh dengan perjuangan dan doa tidak berujung dan harus tabah dalam menjalaninya...bukan hanya UN semata...ok da makasih infonya.
Betul, mbah. Orang dewasa sudah terlanjur menggadang-gadang UN sehingga peserta didik sendiri yang akan ujian ikut cemas. Padahal kalau siswa sudah siap dengan materi pelajaran, siap kesehatan fisik dan mental, itu sudah cukup modal untuk mengikuti UN...
Hapusiya ni pak sama juga dengan saya, lagi sibuk-sibuknya ni menjelang mau UN :D
BalasHapusSelamat bertugas aja, pak Ibrahim. Semoga bisa kita jalani dengan baik dan tanpa tekanan...
HapusDisekolah kami juga status nya sibuk-sibuk prepare ujian :)
BalasHapus