Relativitas kualitas sebuah
artikel – Media apa pun yang digunakan untuk menulis, pastilah
mengutamakan artikel yang berkualitas. Sebab, artikel itu akan dibaca oleh
pihak lain. Pihak lain itu adalah pembaca maupun pengunjung media. Ada tujuan
yang ingin dicapai oleh pembaca untuk menyimak artikel yang disuguhkan. Bermanfaat
bagi yang membacanya.
Di
media cetak, misalnya. Artikel atau tulisan yang dimuat agar bermanfaat bagi
pembaca media itu. Pembacanya sudah pasti hanya manusia. Jika dirasa tulisan bermanfaat dan banyak yang
membacanya, oplah media tersebut akan melonjak dan untung besar akan diraih
media cetak.
Namun
demikian, ada sisi lain yang sering terlupakan. Bahwa, pandangan setiap manusia
akan berbeda-beda dalam menilai artikel yang dibacanya. Sebagai contoh, bagi si
A, sebuah artikel yang dibacanya sangat berkualitas. Mengapa?
Artikel
yang dibaca, memang yang sedang dicarinya. Atau istilah lain, menyentuh
kepentingan pembacanya. Sesuai pula dengan bidang yang digelutinya. Paham
dengan topik pembahasan artikel tersebut. Jangan lupa. Itu kondisi pembaca si A
dalam keadaan sehat wal’afiat. Bagaimana dengan si B?
Belum
tentu artikel yang sama akan berkualitas menurut si B. Artikel yang sedang
dibaca tidak sesuai dengan kepentingannya. Masih awam dengan apa yang sedang
dibaca. Hm, dalam kondisi sakit gigi atau sakit kepala lagi… ini misalnya.
Bahkan, kepala jadi pusing saat membaca artikel tersebut. Termasuk membaca
artikel ini, hehehe…
Bagaimana
dengan menulis artikel di media blog? Blog tidak hanya akan dibaca oleh manusia. Robot spider juga akan ikut menjelajahi sebuah
artikel yang ditulis. Bagi manusia, sebuah artikel mungkin saja sangat
bermanfaat. Namun bisa jadi, menurut robot mesin pencari, artikel itu belum
berkualitas karena penulisannya tidak SEO
friendly. Dianggap artikel spam oleh
mesin pencari. Jangankan tampil di halaman pertama, bahkan tidak terindeks oleh
mesin pencari.
Sebaliknya,
bagi seorang pembaca sebuah artikel
tidak berkualitas menurut sebagian besar pembaca/pengunjung. Namun bukan
mustahil artikel tersebut cukup baik menurut robot penjelajah. Karena sebuah artikel
yang ditulis sangat bersahabat dengan mesin pencari.
Ada
resiko artikel yang tidak bermutu menurut pengunjung, tetapi berkualitas
menurut search engine. Setelah membuka
artikel yang tampil, kemudian tanpa membacanya, mungkin akan ditutup langsung
oleh pembaca. Resikonya, bounce rate
(rasio pentalan) artikel tersebut akan tinggi.
Jelaslah,
bahwa sebuah artikel yang berkualitas itu bersifat relatif. Relativitas ini
akan mendorong kita untuk selalu menulis dengan baik. Baik di mata pengunjung
dan baik pula di mata mesin pencarian. So, mari kita terus kita belajar menulis artikel.
baru belajar pak, terima kasih artikelnya bermanfaat
BalasHapusIya, kita sama belajar mbak Lina...
Hapussepakat lah, belajar dan terus belajar...
Hapussemangat :)
iya mas, yang penting belajar
Hapusbener bang, artikel itu bagus nggak nya sih sebenarnya relatif tergantung siapa yg membacanya...
BalasHapusDan, ini menjadi motivasi bagi penulis pemula agar tidak takut dan ragu untuk menulis, mbak...
Hapusartikel yang berkualitas, informatif dan bermanfaat itulah yang sebenarnya membuat blog tampil professional, benarkan pak :D
BalasHapusBetul pak Ibrahim...Itu tidak hanya untuk blog semisal blog personal, untuk media cetak pun akan menjadi syarat utama, pak...
HapusTulisannya menarik. Ternyata susah-susah gampang ya menulis artikel. Salam kenal
BalasHapusSalam kenal balik, mas Hendra. Mungkin itu sebabnya kita diperlukan terus belajar menulis artikel, mas.
Hapusinspirasi sekali buat saya pak, khususnya dalam mengembangkan bagaimana menulis artikel itu berkualitas dan bisa membuat pengunjung betah membacanya, terimakasih inspirasi barunya pak
BalasHapusBagi saya sendiri juga begitu, mas. Materi ini sesungguhnya juga dalam rangkaian latihan menulis dan uji cobanya, mas Purnama...
Hapusmasih terus belajar untuk membuat artikel yang disukai, tapi ada satu artikel saya yang jelek justru yang paling baik menurut mesin, beruntung juga ya bang..
BalasHapusIya, ini mungkin dikatakan keberuntungan, mbak. Saya juga mengalami hal sama, ada beberapa artikel yang ditulis seadanya namun populer di mata search engine...
HapusIya bener Uda, saya jadi teringat dengan tulisan Mbak Ririn, artikel itu bisa dikatakan berkualitas atau bermanfaat bergantung dari kebutuhan si pengunjung (pembaca), jadi tepat rasanya yang disebut artikel bermanfaat itu relatif, karena kesemua itu bergantung dari kebutuhan si pembaca itu sendiri... Boleh jadi artikel yang mungkin kita anggap sepele dan gak penting mana tau bagi orang lain artikel itu bermanfaat...
BalasHapusIya, mas Marnes...Ini menjadi motivasi agar kita perlu percaya diri untuk membuat sebuah artikel dengan tema apa pun...
Hapuscontoh artikel berkualitas ya seperti ini lah uda
HapusIni juga termasuk relatif, mas Yanto...hehehe.
Hapusmenyajikan tulisan yang dianggap berkualitas dari dua kelompok pembaca, yaitu pengunjung dan mesin pencarian. ini yang kadang tidak diperhatikan
BalasHapusIya, mas Wong. Namun sasaran akhirnya tetaplah pengunjung atau pembaca...
Hapussetuju banget uda artikel berkualita itu relatif dari siapa yg membacanya,
BalasHapusdan bila diblog memang yg ideal adalah artikel yg berkualitas bagi pembaca dan juga berkualitas bagi SEO.dan memadukan keduanya memang cukup sulit
Artinya, tidak mungkin membuat sesuatu yang sempurna di mata manusia maupun search engine, mas...
Hapusbisa jadi begitu uda.
Hapusmasalahnya kita bisa men-cek kualitas artikel kita dimata mesin pencari tp tidak bisa men-cek kualitas artikel kita dimata manusia ya uda.
sebab komentar diblog tidak bisa dijadikan tolok ukur dikarenakan sebagian besar komentator blog juga blogger
artikel yang paling berkualitas yang menarik minat pengunjung kang, artikel yang tidak terlalu pendek dan tidak panjang kebanyakan bertahan di google SERP. kalau sudah masuk google page one selamat deh, artikel pasti bertahan karena kualitasnya. nice share kang
BalasHapusIya, mas. Ada hubungan kuat antara kualitas artikel dengan pengunjung terutama melalui mesin pencari semisl google, yahoo, dll.
Hapusbener nih mas :)
HapusTulisannya mengisnpirasi pak, terus berkarya :) salam.
BalasHapusTerima kasih, mas...
Hapuswah, infonya menarik pak...
BalasHapussaya aja masih belum bisa menulis artikel yang bagus...hehe maklum baru belajar nulis :D
Kalau begitu mari kita sama belajar, mas Rolly...
Hapusmari pak uda :)
HapusIzin nyimak pak guru,,, selamat pagi :)
BalasHapusSilahkan mas Cahyo...hehehe..
Hapusharus rajin rajin nih pak berkawan dengan robot spider google biar artikel kita tidak dianggap sebelah mata.
BalasHapusBetul sekali, mas...Betapapun bagusnya artikel kita akan susah dicari pembaca jika tidak berkawan dan diindeks oleh google...
HapusSebenarnya ini yang menjadi tantangan seorang blogger, selain menulis untuk di baca manusia, di baca juga untuk robot, sedangkan menulis artikel di koran itu yang membaca udah pasti manusia...
BalasHapusIya, mas Daniel. Kita tidak hanya ditantang untuk menulis melainkan juga menghadirkan tiulisan di mesin pencari setlah dibaca oleh robot teks...
Hapuskalau saya sich belum bisa menuliskan artikel yang berkualitas, baru belajar ngeblog, yang penting belajar dan belajar tanpa ada habisnya
BalasHapusSiip deh, mbak...Saya juga sedang terus belajar...Mari sama-sama belajar supaya bisa membuat artikel berkualitas...
HapusNiatnya kalo tulisan di blog nanti udah segudang
BalasHapusBisa juga buat di wariskan mas :)
Wah, mantab mbak Susi...Artikel di blog bisa diwariskan untuk anak-anak kita, begitu pula pengelolanya...
Hapus