Cabe Rawit, Pedas Tapi Bikin Gemas
Cabe rawit, pedas tapi bikin gemas – Sebagian masyarakat Indonesia, terutama di wilayah bagian barat. Belumlah
terasa sudah makan jika tidak disertai dengan rasa pedas. Tentu saja hal ini
hanya masalah selera saja.
Rasa pedas bersumber dari bumbu dapur cabai. Yang lazim digunakan sebagai bumbu dapur adalah cabe merah.
Namun cabe rawit memiliki rasa pedas selangit. Tidak salah kalau ada pameo, kecil-kecil si cabe rawit.
Meskipun buahnya kecil-kecil namun rasa pedasnya bukan main. Bisa membuat orang yang memakannya mengeluarkan air mata (bukan menangis).
Cabe rawit kecil dapat dijadikan bumbu dapur sebagai pengganti cabai merah. Apalagi harga cabai merah ini masih mahal di pasaran.
Oleh sebab itu banyak yang beralih ke cabe rawit karena harganya memang lebih rendah. Cabe rawit dapat pula dicampur dengan cabai merah.
Cabe
rawit umumnya berumur panjang. Dapat berbuah pada masa yang cukup lama.
Banyaknya buah tergantung pada banyaknya dahan dan ranting. Semakin banyak
dahan dan ranting semakin banyak pula
buah yang dihasilkan.
Begitu pula perawatan dan kesuburannya. Semakin dirawat
dan subur akan semakin banyak buah dan bertahan lama. Inilah kelebihan cabe rawit kecil ini.
Untuk kebutuhan bumbu dapur keluarga, menanam
cabe rawit dalam kantong plastik mungkin lebih memudahkan.
Namun jika memiliki
pekarangan yang lowong ada baiknya ditanam bebas di pekarangan tersebut.
Perawatannya
juga tidak terlalu rumit. Pupuk yang digunakan cukup pupuk organik seperti
pupuk kandang dari ternak ayam kampung.
Jika
musim hujan, tanaman ini akan tumbuh subur. Berbunga dan akan berbuah lebat.
Panennya juga akan memuaskan.
Hal
ini sekaligus menjadi wahana pendidikan bagi anak di lingkungan keluarga. Anak
dapat mempraktikkan ilmu biologi yang mereka terima di sekolah. Maka cara ini
juga berarti membawa laboratorium IPA ke rumah siswa.
Nah,
beberapa waktu lalu, keluarga admin memanen satu batang cabe rawit. Memang
hanya lima batang yang ada di pekarangan. Namun memanen satu batang cabe rawit
cukup menggemaskan.
Hasil yang diperoleh lebih kurang 1 kilogram. Wah, lumayan
untuk memenuhi kebutuhan bumbu dapur keluarga, bukan?
Kalau begitu, mari kita
berdayakan lingkungan dan pekarangan dengan tanaman yang bermanfaat bagi
kebutuhan keluarga.***