Mengenal Alat Ukur Jangka Sorong
Mengenal
alat ukur jangka sorong – Dalam kehidupan sehari-hari sering kita saksikan
kegiatan berkaitan dengan mengukur. Namun kegiatan itu sebenarnya adalah kerja
membandingkan sesuatu yang hendak diukur dengan menggunakan alat ukur sebagai
patokan.
Alat ukur yang digunakan sebagai patokan bermacam-macam, sesuai dengan besaran apa yang akan diukur.
Misalnya, untuk mengukur besaran panjang dapat digunakan berbagai alat ukur seperti; mistar (rol penggaris), meteran kelos, mikrometer dan jangka sorong.
Misalnya, untuk mengukur besaran panjang dapat digunakan berbagai alat ukur seperti; mistar (rol penggaris), meteran kelos, mikrometer dan jangka sorong.
Penggunaan alat ukur besaran pokok panjang perlu disesuaikan dengan sesuatu yang hendak diukur.
Sebagai contoh, mengukur panjang dan lebar meja belajar siswa, cukup digunakan mistar dan tak perlu menggunakan meteran kelos.
Namun yang tak mungkin digunakan untuk kegiatan ini adalah jangka sorong dan mikrometer.
Sebagai contoh, mengukur panjang dan lebar meja belajar siswa, cukup digunakan mistar dan tak perlu menggunakan meteran kelos.
Namun yang tak mungkin digunakan untuk kegiatan ini adalah jangka sorong dan mikrometer.
Pembahasan
pada artikel postingan ini difokuskan pada jangka sorong sebagai alat ukur
besaran panjang. Selanjutnya dikemukakan bagaimana cara penggunaan dan membaca
hasil pengukuran.
Apa itu Jangka sorong?
Jangka
sorong adalah alat ukur besaran panjang dengan ketelitian sampai 0,1 mm. Selain
itu ada pula jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm dan jangka sorong digital
dengan ketelitian seperseratus milimeter.
Jangka
sorong nyaris menyerupai kunci Inggris (F) dengan salah satu rahangnya bisa
digeser. Satu rahang lagi bersifat tetap atau tidak dapat digeser.
Bagian ujungnya terdapat gurat ukur yang digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Bagian ujungnya terdapat gurat ukur yang digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda.
Pada
rahang tetap dan rahang sorong terdapat skala dimana skala pada rahang tetap
disebut skala utama dan skala pada
rahanng sorong disebut skala nonius.
Satu skala utama pada rahang tetap bernilai 1 cm, kemudian dibagi dengan 10 skala mm.
Satu skala utama pada rahang tetap bernilai 1 cm, kemudian dibagi dengan 10 skala mm.
Pada
skala nonius, panjang satu skala 9 mm dan dibagi 10 skala. Dengan demikian
nilai satu skala nonius sama dengan 0,9 mm.
Angka
ketelitian jangka sorong berasal dari selisih satu skala utama dengan skala
nonius. Dalam hal ini, skala utama (1 mm) – skala nonius (0,9 mm) = 0,1 mm.
Itu sebabnya mengapa jangka sorong ini dikatakan memiliki ketelitian 0.1 mm. Mampu mengukur suatu benda sampai dengan ketelitian 0,1 mm.
Itu sebabnya mengapa jangka sorong ini dikatakan memiliki ketelitian 0.1 mm. Mampu mengukur suatu benda sampai dengan ketelitian 0,1 mm.
Cara menggunakan dan membaca skala jangka sorong
Jangka
sorong biasanya digunakan untuk mengukur panjang benda, diameter benda
berbentuk bola, diameter luar dan dalam tabung dan kedalaman lubang.
Bagaimana cara menggunakannya?
Bagaimana cara menggunakannya?
Geser
rahang sorong sampai sesuai dengan benda yang hendak diukur bagian luar atau
ketebalannya.
Pasang benda di antara kedua rahang, kemudian putar sekrup pengatur agar kedua rahang jangka sorong mengapit benda yang hendak diukur.
Pasang benda di antara kedua rahang, kemudian putar sekrup pengatur agar kedua rahang jangka sorong mengapit benda yang hendak diukur.
Selanjutnya
kegiatan kita adalah membaca hasil pengukuran jangka sorong. Di bawah ini adalah contoh dan gambar hasil pengukuran diameter benda.
a.Perhatikan
nilai pada skala utama! Pada
gambar terbaca 3,6 cm
b.Kemudian perhatikan garis skala utama dan garis skala nonius dimana posisinya saling berhimpit.
Pada
gambar, skala ke 2 skala nonius tepat berimpit dengan skala utama. Jika ketelitian jangka sorong 0,1 maka nilai
kelebihannya adalah 2 x 0.1 mm = 0,2 mm = 0,02 cm. Jadi , diameter benda adalah 3,6 cm + 0,02 cm = 3,62 cm.***