Upaya Agar Anak Patuh pada Orangtua
Upaya agar anak patuh pada
orangtua – Alangkah senangnya hati orangtua memiliki anak
yang baik. Anak yang taat pada perintah Allah SWT. Patuh pada perintah kedua
orangtua. Sopan dan santun terhadap guru di sekolah. Suka bergaul dan mudah
bertegur sapa dengan orang lain.
Oleh sebab itu setiap orangtua selalu berdoa sebagaimana doa nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as berdoa agar memiliki anak yang taat kepada Allah SWT. Doa itu terkabul dengan lahirnya seorang anak bernama Ismail yang kelak menjadi seorang nabi.
Keteladanan Nabi Ibrahim as
Nabi Ibrahim as bermimpi untuk menyembelih anak semata wang, Ismail. Anak yang sangat disayangi dan diharapkan menjadi penerus keterunan.
Mimpinya nabi Ibrahim as bukanlah mimpi sebagai mana mimpi kebanyakan orang. Mimpi yang menjadi bunga dan permainan tidur.
Mimpinya nabi Ibrahim as bukanlah mimpi sebagai mana mimpi kebanyakan orang. Mimpi yang menjadi bunga dan permainan tidur.
Mimpi
nabi Ibrahim as adalah sebuah perintah dari Allah SWT kepada hamba_Nya yang
beriman. Karena perintah Allah SWT, nabi Ibrahim as segera memberitahu kepada
Ismail tentang mimpi itu.
Nabi
Ibrahim as segera bermusyawarah dengan anak tercinta Ismail. Menyampaikan
perintah Allah SWT dengan cara yang halus kepada anak.
Ternyata, menyampaikan sesuatu yang baik dan cara yang baik akan mendapat sambutan dan jawaban yang baik pula. Ismail menerima kabar perintah Allah SWT dengan ikhlas.
Ternyata, menyampaikan sesuatu yang baik dan cara yang baik akan mendapat sambutan dan jawaban yang baik pula. Ismail menerima kabar perintah Allah SWT dengan ikhlas.
Keteladanan
yang disampaikan oleh nabi Ibrahim as kepada umat manusia, antara lain:
1.Ketaatan
kepada perintah Allah SWT
2.Ikhlas
dalam berkurban
3.Bertutur
yang baik kepada anak
4.Musyawarah
dan mufakat sekalipun dengan anak sendiri
Upaya yang dilakukan orangtua
Kadang-kadang
orangtua merasa kewalahan menghadapi anak sendiri. Bahkan, bukan mustahil hal ini
berlanjut ke lembaga sekolah dimana guru sering mengalami kesulitan menghadapi
sikap dan tingkah laku siswa.
Seringkali
orangtua menyerahkan masalah anak kepada pihak sekolah semata. Sementara di
lingkungan keluarga, orangtua merasa tak berdaya menghadapi anaknya. Anak tidak
mau patuh dan sering berlaku tidak sopan. Tentu saja kondisi ini akan menyulitkan para
guru di sekolah.
Pendidikan
anak berawal dari lingkungan keluarga sebagaimana halnya nabi Ibrahim as menerapkannya.
Kita sebagai orangtua, tentu saja tidak mungkin menyamai keteladanan sebagaimana yang
ditunjukkan oleh nabi Ibrahim as.
Namun
demikian kita perlu berusaha untuk selalu menciptakan kondisi dimana anak-anak
dapat patuh pada orangtua, taat kepada Allah SWT, hormat pada guru dan sopan
dalam bergaul. Upaya tersebut antara lain:
1.Menciptakan nuansa ibadah di rumah tangga
Kedua
orangtua perlu melaksanakan shalat karena shalat adalah tiang agama. Kemudian berdoa
dan beribadah lainya seperti membaca al qur’an, dan lain sebagainya.
Dengan upaya ini akan mendorong anak untuk melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya.
Dengan upaya ini akan mendorong anak untuk melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya.
2.Sering berdiskusi dengan anak
Saat
berdiskusi dengan anak yang paling baik adalah setelah makan bersama atau
kesempatan lainnya yang memungkin orangtua dapat berkumpul dengan anak.
Orangtua dapat memulai pembicaraan dengan hal-hal ringan sesuai dengan taraf berpikir anak. Masalah sikap dan tingkah laku terhadap orangtua, guru dan teman sebaya.
Orangtua dapat memulai pembicaraan dengan hal-hal ringan sesuai dengan taraf berpikir anak. Masalah sikap dan tingkah laku terhadap orangtua, guru dan teman sebaya.
Segala
sesuatu menyangkut kepentingan anak perlu dimusyawarahkan dengan anak.
Menyampaikan sesuatu dengan baik sehingga anak dapat memahaminya dengan baik
pula.
Ini berdampak positif bagi anak dimana anak merasa tidak terpaksa terhadap tindakan dan keputusan orangtua.
Ini berdampak positif bagi anak dimana anak merasa tidak terpaksa terhadap tindakan dan keputusan orangtua.
3.Bertindak tegas terhadap anak
Tegas
bukan berarti keras atau kasar. Orangtua harus berani menghukum anak sesuai
usia dan kondisi anak.
Jika anak nyata-nyata melakukan tindakan kekeliruan perlu diperingatkan, dan dilanjutkan dengan pemberian hukuman mendidik jika tidak ada respon terhadap peringatan yang diberikan.
Jika anak nyata-nyata melakukan tindakan kekeliruan perlu diperingatkan, dan dilanjutkan dengan pemberian hukuman mendidik jika tidak ada respon terhadap peringatan yang diberikan.
Sebaliknya,
orangtua perlu memberikan reward
(penghargaan) jika anak mampu melakukan dan memperoleh sesuatu yang
menyenangkan orangtua. Penghargaan tersebut dapat berupa ucapan verbal,
kompensasi, hadiah, dan lain sebagainya.
4.Makan dan minum yang seimbang
Kebutuhan
makan dan minum (pangan) bagi anak perlu diseimbangkan. Artinya memenuhi kriteria
sehat dan bergizi.
Namun yang tak kalah penting adalah halalan toyyiba karena semua makanan dan minuman akan diolah menjadi sari makanan yang diserap oleh organ tubuh seperti otak, jantung, hati, dan lain sebagainya.
Namun yang tak kalah penting adalah halalan toyyiba karena semua makanan dan minuman akan diolah menjadi sari makanan yang diserap oleh organ tubuh seperti otak, jantung, hati, dan lain sebagainya.
5.Toleransi terhadap anak
Anak
bukanlah replika orangtua. Anak adalah suatu individu yang sedang berkembang
menuju taraf kedewasaan. Ia akan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai
individu dan makhluk sosial. Punya potensi berbeda satu sama lainnya.
Dalam
hal ini yang diutamakan adalah bagaimana orangtua memberikan batas dan sikap
toleran terhadap kelebihan dan kekurangan anak.
Tidak terlalu permisif dengan sikap yang ditunjukkan anak sebaliknya tidak terlalu mengikat atau mengekang tindakan anak.
Tidak terlalu permisif dengan sikap yang ditunjukkan anak sebaliknya tidak terlalu mengikat atau mengekang tindakan anak.
6.Jadi orangtua fleksibel
Anak
zaman sekarang membutuhkan orangtua fleksibel mengingat perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
Orangtua perlu pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan keinginan anak untuk berinteraksi dengan dunia luar, baik dunia nyata maupun dunia maya.
Orangtua perlu pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan keinginan anak untuk berinteraksi dengan dunia luar, baik dunia nyata maupun dunia maya.
Upaya-upaya
yang dilakukan di atas hanyalah alternatif agar anak patuh pada orangtua.
Jika anak memiliki sikap kepatuhan kepada orangtua niscaya akan berlanjut pada
ketaatan kepada Allah SWT dan bersikap sopan santun pada guru di sekolah.***