Hikmah peringatan isra’ dan Mi’raj dalam memperkokoh keimanan – Bulan Rajab merupakan salah satu bulan
bersejarah bagi umat muslim. Banyak peristiwa penting yang terjadi pada bulan
ini, dan salah satunya adalah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW tanggal 27
Rajab.
Inti
peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
untuk menjemput perintah shalat 5 waktu sehari dan semalam. Shalat 5 waktu ini
adalah tiang agama sehingga mendirikan shalat berarti telah mendirikan tiang
agama dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
Proses
penjemputan perintah shalat bersama malaikat Jibril berlangsung dalam waktu
yang relatif singkat. Hanya dalam waktu sepertiga malam, Nabi Muhammad SAW
membawa perintah shalat untuk dididirikan oleh umat islam. Inilah yang disebut
dengan isra’ dan mi’rajnya Nabi Muhammad SAW.
Isra’
berlangsung dari Masjidil Haram (Mekah) sampai ke Masjidil Aqsha (Palestina).
Sedangkan Mi’raj berlangsung dari Masjidil Aqsha ke langit ke tujuh kemudian ke
Sidratul muntaha.
Peristiwa
isra’ dan mi’rajnya Nabi Muhammad SAW tidak dapat diterima secara logika
berpikir. Metode ilmiah pun tidak akan menjangkau peristiwa bersejarah bagi
umat muslim ini. Hanya metode imani yang dapat menjangkau momentum isra’ dan
mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Nabi
Muhammad SAW pergi dan kembali menjemput perintah shalat dalam waktu singkat
karena diperjalankan oleh Allah SWT. Jika Allah SWT yang memperjalankan maka
tidak ada yang mustahil.
Sebagaimana
Firman Allah dalam Surat Al Isra :
"Maha suci Allah, yang telah memberi jalan hambanya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah maha mendengar lagi maha melihat." (QS. Al-Isra: 1)
Simak juga : Peristiwa Penting di Bulan Sya'ban
Dengan memperingati peristiwa isra’ dan mi’raj
Nabi Muhammad SAW akan dapat memperkokoh keimanan umat muslim. Implementasinya
adalah keikhlasan dan kegembiraan umat muslim dalam mendirikan shalat 5 waktu
sehari dan semalam. Kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara diharapkan menjadi lebih baik dan bermakna.***