5 Strategi Wali Kelas untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa

5 Strategi wali kelas untuk mengembangkan kreativitas siswa – Kreativitas seseorang akan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan pergaulan komunitas yang kondusif.

Ilustrasi gambar (freepik.com)

Lingkungan seperti ini akan tercipta bila masing-masing individu saling menghargai, menaati aturan yang berlaku dan saling memberi motivasi dalam komunitas tersebut.

Sebaliknya, kreativitas seseorang akan mundur dalam suasana lingkungan pergaulan penuh ancaman dan tekanan.

Kondisi pikiran dan batin merasa terkekang, sering dihinggapi rasa takut dan jauh dari rasa nyaman.

Justru dengan kondisi seperti ini akan muncul “pemberontakan” batin yang dapat berujung pada munculnya sikap dan perilaku menyimpang dalam komunitas pergaulan tersebut.

Dalam lingkup pendidikan anak di lembaga sekolah, kreativitas siswa akan tumbuh dan berkembang dalam suasana dan lingkungan sosial yang demokratis dan menyenangkan.

Kondisi lingkungan sosial seperti ini, secara perlahan-lahan akan menumbuhkembangkan potensi kreatif yang ada pada diri siswa.

Guru berperan penting dalam menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki siswa melalui strategi dan metode pembelajaran yang dijalankan.

Namun guru yang ditunjuk sebagai wali kelas lebih berpeluang lagi untuk menumbuhkan kreativitas siswa.

Bagaimana strategi wali kelas dalam menumbuhkan potensi kreatif yang ada pada diri siswa?

Berikut 5 strategi atau pendekatan wali kelas untuk menumbuhkan kreativitas siswa:

1.Strategi penghargaan dan hukuman

Penghargaan dari pihak atau orang lain cenderung mendorong tumbuhnya kreativitas seseorang.

Berdasar pemikiran ini maka seorang wali kelas perlu menyiapkan konsep yang bisa diterapkan secara nyata.

Konsep dimaksud adalah memberikan berbagai bentuk penghargaan (reward)  terhadap siswa yang dinilai memiliki potensi kreatif dan mampu menunjukkan kreativitasnya.

Penghargaan dari wali kelas tidak semata dalam bentuk materi (non verbal).

Penghargaan juga dapat diberikan dalam bentuk sikap dan tindakan berupa pujian dan dukungan semangat kepada siswa (verbal).

Sebaliknya, jika ada siswa yang menyalahgunakan kondisi sosial yang sudah nyaman, wali kelas dapat bertindak tegas terhadap siswa tersebut.

Tindakan tegas dimaksud adalah pemberian peringatan keras sampai pemberian hukuman (punhisment).

Tentu saja, pemberian hukuman haruslah bernilai dan bersifat mendidik.

Toleransi bukan berarti memberi “kelonggaran” kepada siswa, melainkan memberi ruang waktu kepada siswa untuk berpikir dan bertindak untuk memperbaiki kesalahannya.

2.Strategi musyawarah dan mufakat

Wali kelas merupakan wakil orangtua siswa di sekolah. Namun demikian wali kelas perlu menumbuhkan nuansa demokratis di kelas bimbingannya berupa budaya musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengambil keputusan.

Aturan atau disiplin belajar yang bersifat khusus di kelas, perlu dirumuskan dan dimusyawarahkan bersama siswa.

Misalnya, aturan kelas dan bentuk sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan kelas, menetapkan iuran kelas, membuat program kerja kelas, mengatur kegiatan kelas berkaitan dengan kegiatan sekolah, dan lain sebagainya.

3.Strategi kebebasan berpikir dan mengambil tindakan

Kebebasan berpikir dan mengambil tindakan  berarti kebebasan yang berada dalam matra (lingkup) pendidikan, bukan kebebasan untuk berbuat macam-macam.

Wali kelas perlu mengakomodasi agar siswa berani mengeluarkan pikiran dan pendapat serta mengambil tindakan dalam keputusan yang baik.

Dengan menciptakan suasana dimana siswa bebas berpikir dan mengambil tindakan diharapkan potensi kreatif yang sudah dimiliki siswa akan tumbuh dan berkembang sehingga siswa memiliki kreativitas tinggi.

4.Strategi menumbuhkan kemandirian siswa

Pengembangan kreativitas siswa memang disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan umur siswa.

Kreativitas siswa akan tumbuh melalui konsep kemandirian. Siswa yang kreatif umumnya bersikap mandiri.

Berdasarkan konsep ini, wali kelas perlu memberikan latihan kemandirian melalui contoh dan bimbingan dalam melakukan aktivitas belajar di ruang kelas maupun di luar kelas.

Misalnya, menggergaji batang bambu menjadi potongan-potongan yang bisa dibuat pagar taman kelas.

Kepada siswa diperagakan contoh penggergajian batang bambu yang efektif, kemudian dilakukan oleh siswa sampai mereka bisa mengerjakannya sendiri.

Dengan kemandirian seperti ini, siswa akan mampu berkreasi dalam menciptakan model atau variasi pagar taman kelas dari bambu sehingga terlihat bagus menurut mereka.

Contoh lain adalah menumbuhkan kemandirian siswa yang bertugas sebagai pengurus kelas (ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara dan sekretaris) untuk melaksanakan tugasnya masing-masing.

Peran wali kelas adalah memberi kesempatan kepada pengurus kelas bagaimana melaksanakan tugas sebagai pengurus kelas secara mandiri.

5.Strategi mengembangkan sikap toleransi siswa

Sikap toleransi antar sesama siswa dibentuk melalui pola pembiasaan dan bimbingan wali kelas.

Bagaimana toleransi terhadap antar sesama teman di dalam kelas. Nilai sikap toleransi termasuk salah satu nilai yang tidak mudah dikembangkan.

Namun demikian pola pembiasaan dan bimbingan wali kelas akan menumbuhkembangkan nilai-nilai toleransi pada siswa. Muaranya adalah tumbuh dan berkembangnya potensi kreatif yang dimiliki siswa
Demikianlah 5 strategi wali kelas dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan inspirasi bagi kita semua.***