Konsep Fisika dalam Cerpen Jelang Senja di Talago Anguih

Konsep fisika dalam cerpen jelang senja di talago anguih – Cerita pendek atau lebih populer disebut cerpen, merupakan salah satu jenis karya sastra bentuk prosa narasi fiktif. Memaparkan kisah mengenai manusia lewat tulisan pendek dan singkat.

Jelang Senja di Talago Anguih adalah sebuah cerpen sederhana yang akan menjadi pembahasan kali ini.

Bahasan ditujukan untuk mengungkap fenomena fisika dalam alur cerita cerpen tersebut. Oleh sebab itu, sebaiknya anda sempatkan membaca cerpen tersebut terlebih dulu.

Cerpen dengan tema bermain rakit di telaga, mengambil latar tempat Talago Anguih (Telaga Gosong).

Menggunakan alur tunggal dan lurus tanpa sorot balik (flashback). Tokoh utamanya “Aku” dan Yola bermain rakit di telaga menjelang senja.

Tokoh “Aku” diajak Yola untuk bepergian sekadar melepaskan rasa suntuk. Tujuan mereka adalah sebuah telaga yang disebut Talago Anguih.

Ketika melihat ada anak-anak bermain rakit bambu, mereka terdorong untuk ikut.

Dalam alur cerita bermain rakit ini ternyata terdapat hukum dan konsep ilmu fisika. Paling tidak, ada dua fenomena fisika dalam cerita ini:

1.Hukum archimedes

Rakit bambu dapat mengapung dalam zat cair. Hal ini terjadi karena rakit mendapat gaya tekan ke atas (gaya apung) dari zat cair (air telaga).

Gaya apung tersebut lebih besar dari beban rakit sehingga rakit dapat mengapung.

2.Konsep gaya

Gaya adalah tarikan atau dorongan terhadap suatu benda. Akibat adanya gaya tersebut benda akan bergerak dan memiliki kecepatan sehingga menghasilkan jarak tertentu.

Tokoh “Aku” melakukan dorongan (gaya tak sentuh) melalui sepotong bambu pendayung sehingga rakit bambu bergerak dengan kecepatan tertentu.

Akibat dorongan tersebut, rakit bambu menempuh jarak tertentu pula, mulai dari pinggir sampai tengah telaga.


Ternyata benar, fisika itu ada dimana-mana dan kapan saja. Hukum, konsep, fakta dan fenomena fisika akan ditemukan dimana dan kapan saja. Termasuk dalam setting cerpen  Jelang senja di Talago Anguih.***