Oleh-oleh Super Istimewa

Oleh-oleh super istimewa – Dari depan pusat perbelanjaan Nagoya terlihat orang begitu ramai. Aku hanya melongo melihat pemandangan orang yang keluar masuk. Mendadak keraguan menyelinap di hatiku.

Akan tetapi pesan penting dari anakku sebelum berangkat mengunjungi kota Batam ini.

Seakan mendorong tubuhku meneruskan langkah dan memasuki tempat belanja murah itu.

Kini aku mulai merasa risih melihat pengunjung dengan aneka corak dan ragam gaya berpakaiannya.

Pohon Natal raksasa berdiri kokoh di lobi perbelanjaan terbesar di kota itu.

Mengingatkanku kalau nanti malam umat Kristiani akan menyambut Perayaan Natal. Pantasan ramai, gumamku dalam hati.

Baru kali ini aku memasuki mall besar Nagoya Hill  ini. Oleh sebab itu dengan meraba-raba aku mengitari tempat-tempat pajangan di lantai pertama.

Namun tak kutemui yang ingin kucari. Akhirnya aku memutuskan untuk menaiki lantai dua. Melangkahkan kaki ke anak tangga eskalator .

Tak begitu lama akhirnya kutemukan tempat penjualan souvenir. Hatiku merasa lega.

Dari depan aku sudah melihat pajangan beberapa miniatur pesawat terbang di bagian sebelah kiri.

“Mau cari apa, mas?” tanya karyawan mall yang cantik.

“Miniatur pesawat, mbak..” jawabku.

Kemudian pegawai toko menuntunku ke tempat dimana dipajang beberapa miniatur pesawat terbang.
“Mau yang mana, mas?
Aku memperhatikan semua miniatur yang terpajang agak ditinggikan dari lantai.Namun sebelum menjawab pertanyaan pegawai mall yang cantik itu, aku segera balik bertanya.
“Mbak, apa ada anak kecil kira-kira kelas 6 SD yang datang disini dan menanyakan miniatur ini sekitar sebulan lalu?

“Hm…, kalau nggak salah, ya, ada, mas. Tubuhnya agak kurus dan berkulit agak putih. Emangnya kenapa, mas?”
“Itu anak saya, mbak…”
“Waktu itu dia menawar harga dua miniatur pesawat. Tapi dia hanya melongo ketika mendengar harga yang saya sebutkan, mas.”

Aku tersenyum kecil. Aku tahu anakku tidak memiliki uang sebanyak itu.

Ketika ia berangkat studi banding internasional Malaysia dan Singapura dan terus ke Batam ini, saya memberi uang jajan seadanya.
“Maaf, mas? Mas mau pilih yang mana?” tanya pelayan toko itu membuyarkan lamunanku.
“Hm…ya, yang air asia dan citilink, mbak.”
“Ya, sekarang saya ingat, anak bapak itu menawar dua jenis miniatur itu..Tapi kenapa dia pilih dua miniatur itu, mas?”
“Ia bersama rombongan berangkat dengan pesawat air asia dan kembali dengan citylink,” kataku memberi alasan.

Akhirnya aku membeli kedua jenis miniatur itu. Aku merasa lega dan puas. Apalagi anakku berpesan agar dua jenis miniatur pesawat itu dibeli sebagai oleh oleh untuknya.

Ia tak meminta oleh oleh makanan, minuman atau yang lainnya. Kecuali dua jenis miniatur pesawat itu.

Aku ingin pulang secepatnya meskipun tidak sempat membeli oleh oleh lainnya. Aku ingin memberikan oleh oleh super  istimewa ini secepatnya pada ‘jagoan’ku. Tapi apa daya, aku ke kota pulau ini tidak sendiri. Aku kesini bersama rombongan yang terikat aturan perjalanan wisata.

Aku sampai di rumah sudah tengah malam. Istri dan anakku sudah pada tidur semua. Sengaja kukeraskan ketukan pintu sambil bersuara untuk membangunkan penghuni rumah.

Ternyata anak bungsuku sudah terbangun ketika aku mengetuk pintu tadi. Anakku memandang ragu ke arah tas ransel yang ku taruh di atas meja. Aku paham.

Ranselku masih seperti ketika aku berangkat ke Batam tempo hari. Sekarang tas itu seakan tidak berubah isinya ditilik dari luar.
“Jadi nggak dibelikan miniatur pesawatnya, pa?  tanya putraku ingin tahu.
“Ya, jadilah…Coba buka isi ransel papa ini,” kataku mempersilahkan ia membuka tas ranselku.
“Horeeee….” Anakku berteriak girang. Ia menemukan dua kotak berisi miniatur pesawat terbang seperti yang ia inginkan.

Kemudian ia memasang miniatur itu, meletakkan di atas meja ruang tengah, tempat dipajang beberapa tropi atau piala hasilnya mengikuti lomba MTQ.

Aku terharu melihat ekspresi kegembiraan anakku saat ini. “Pantasan dulu ketika pulang dari studi banding, ia nampak sangat kecewa. Kecewa karena tidak dapat membeli dan membawa miniatur dua pesawat itu." hatiku membatin.

Oleh oleh super istimewa itu telah membuatnya puas dan senang. Mimpinya untuk memiliki miniatur pesawat terbang sudah terwujudkan.***