Prinsip Kerja Infus Berdasar Tekanan Osmotik

Prinsip kerja infus berdasar tekanan osmotik – Ketika anda berkunjung atau bahkan dirawat di rumah sakit maupun Puskesmas. Anda akan melihat tabung cairan yang ditinggikan dan dialirkan melalui selang kecil ke dalam tubuh pasien. Begitu pula anda  yang bergelut dalam dunia komputer maka kata ‘infus’ ini tidak asing lagi.

Dalam dunia medis, istilah infus berarti mengalirkan cairan atau obat ke tubuh pasien pada periode waktu tertentu dengan kelajuan tetap.

Nah, pembahasan pada label Fisika kali ini akan diisi dengan materi fisika prinsip kerja infus yang memanfaatkan konsep sifat zat cair dan tekanan osmotik pada zat cair.

Infus menerapkan konsep dasar fisika sifat  zat cair. Zat cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Anda akan melihat dimana tabung infus dipasang dengan posisi lebih tinggi dari tubuh atau tepatnya jantung pasien yang diberi infus. Dengan demikian cairan infus dapat masuk ke dalam pembuluh darah pasien.

Kenapa cairan infus dapat masuk ke dalam pembuluh darah? Hal ini terjadi karena cairan infus memiliki sifat osmosis. Yaitu sifat cairan yang dapat menembus membran atau selaput semipermeabel pada darah karena perbedaan konsentrasi.

Salah satu sifat koligatif larutan adalah memiliki tekanan osmotik. Dengan adanya tekanan osmotik pada cairan infus maka cairan ini dapat masuk ke dalam darah pasien setelah melewati selaput permeabel darah.

Larutan infus dibuat bertekanan sama (isotonik) dengan tekanan cairan darah pasien. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada sel darah maupun pembuluh darah.

Jika tekanan cairan infus lebih tinggi (hipertonis) dari darah pasien maka akan terjadi pecahnya sel darah pasien akibat banyaknya cairan infus yang masuk ke dalam pembuluh darah.

Namun jika tekanan cairan infus rendah (hipotonis) maka akan menyebabkan masuknya air ke dalam darah sehingga terjadi penggelembungan dan pecahnya sel darah.***