Pak Haji, Pemerhati Lingkungan Hidup itu Pamit

Pak haji, pemerhati lingkungan hidup itu pamit  Akhirnya satu persatu, rekan kerja kami segera memasuki masa purna tugas sebagai pendidik di SMPN 2 Lintau Buo. Pada bulan Oktober ini, dua orang rekan kerja kami akan mengakhiri masa tugasnya. Salah seorang di antaranya adalah H.Aditiawarman.

H. Aditiawarman adalah seorang pemerhati dan peduli lingkungan hidup. Melalui mata pelajaran yang diampunya, Prakarya dengan pilihan Keterampilan Pertanian, selalu getol mensosialisasikan kepada rekan guru maupun murid tentang  pentingnya menjaga kerimbunan lingkungan sekolah.

“Lingkungan sekolah yang hijau menjadi paru-paru bagi warga sekolah. Sewaktu musim kemarau akan mengeluarkan oksigen dan menyerap kabut asap.”

Begitu simpulan pembicaraan admin matrapendidikan.com suatu ketika dengan pak Haji beberapa waktu lalu saat kabut asap melanda negeri ini.

Selain kerimbunan lingkungan sekolah, pemanfaatan pekarangan sekolah juga menjadi perhatian bapak dari 5 anak ini.

Lingkungan sekolah yang luas akan memberi manfaat yang banyak kepada siswa untuk membudidayakan berbagai tanaman buah dan sayur. Tidak hanya untuk kebutuhan sendiri tetapi juga bernilai ekonomis.

“Kawan-kawan yang tidak sempat bersalaman, maaf lahir dan batin. Hubungan baik selama ini semoga menjadi pahala. Kekhilafan kita ditutup dengan saling memaafkan,“ begitu tulis pak Haji yang biasa disapa ‘Pak De’ ini di grup WA sekolah.
Ya, hari ini Kamis 31 Oktober 2019, H.Aditiawarman mengakhiri masa dinasnya di SMPN 2 Lintau Buo.

“Balayia tujuannyo sampai ka pulau, bajalan tujuannyo sampai ka bateh. Tapi baa kini ko, kok balayia lah sampai ka pulau, bajalan lah sampai pulo ka batas,”
Terima kasih pak Haji atas inspirasinya selama ini dan telah membantu matrapendidikan.com dalam penerbitan banyak artikel tentang lingkungan dan pemanfaatan lahan untuk budidaya tanaman buah dan sayur.***